Minggu, 12 Mei 2013



NasDem yang Menjanjikan

Drs. Alexander B. Koroh, MPM
Widyaiswara Muda pada BP4D NTT

Kehadiran Ketua Umum Partai NasDem di Kupang pada tanggal 5 April lalu cukup mendapat perhatian berbagai  kalangan. Sejatinya harapan public melampaui ramainya sambutan dan acara seremonial pelantikan  Dewan Pengurus Wilayah Nasdem NTT dan peresmian  kantor DPW yang megah. Masyarakat Indonesia pada umumnya dan NTT secara khusus mengharapkan agar pertai NasDem dapat memberikan perubahan signifikan terhadap kinerja partai politik yang berkiprah dalam system politik Indonesia.  Hal ini sangat dimungkinkan, dan harus dimulai dari Partai NasDem. Kemudian kinerja Partai NasDem yang optimal akan mendorong  Partai Politik lain untuk memperbaiki performanya dengan serius.  Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa seruan melakukan restorasi (pemulihan) di mana perubahan mindset sebagai elemen utama harus terlebih dahulu dilakukan secara matang dan mantap dalam tubuh Partai NasDem.


Pengalaman Pahit
Sejarah kehidupan partai politik di Indonesia menunjukkan bahwa setiap partai politik yang berkuasa selalu terjebak  dalam pengelolaan kekuasaan secara koruptif. Kekuasaan dikelola hanya untuk kepentingan partai penguasa dan kroni-kroninya. Contohnya, pada masa Orde Baru Partai Golkar hadir hanya untuk melegitimasi kekuasaan Soeharto selama lebih dari 30 tahun. Oleh karena itu, kehadiran partai berkuasa yang sesungguhnya untuk mewujudkan common good (kesejahterann bersama) justru tidak terwujud. Pengelolaan kekuasaan secara tidak tepat juga terjadi ketika partai yang lainnya berkuasa. Contoh terkini adalah buruknya pengelolaan kekuasaan yang dijalankan oleh partai Demokrat.
Masih segar dalam ingatan kita, betapa besarnya animo dan harapan rakyat Indonesia terhadap kehadiran partai Demokrat mulai dari awal kemunculannya hingga penghujung waktu keterlibatan petingginya dalam berbagai kasus grand corruption  (korupsi  besar). Akan tetapi seiring berjalannya waktu berbagai harapan terhadap kapabilitas partai ini untuk mewujudkan kesejahteraan bersama semakin sirna. Rakyat memiliki alasan kuat untuk tidak mempercai partai Demokrat lagi dengan melihat langsung betapa beberapa  petinggi partai yang mulanya menampakkan diri seperti manusia setengah dewa karena memiliki  integritas dan kejujuran yang tinggi ternyata mereka hanyalah “harimau berbulu domba”, yang dengan sangat tega menyusahkan anak bangsa lainnya dengan merampok uang rakyat melalui berbagai proyek besar. Oleh karenanya dalam beberapa survey terkini tampak jelas kadar keterpilihat pertai ini menurun drastis.
Gambaran singkat di atas, hemat penulis tentunya telah disadari oleh para pemuka partai NasDem. Lebih jauh lagi partai NasDem tentunya sangat tidak menginginkan jika menjadi the ruling party dikemudian hari lalu melakukan kesalahan penglolaan kekuasaan Negara.

Elemen-elemen utama restorasi
Pengamat politik Syamsuddin Haris menyimpulkan bahwa partai politik di Indonesia masih terperangkap pada pada beberapa persoalan klasik yang tak kunjung tuntas. Persoalan-persoalan dimaksud adalah:
1.       Pertama, parpol dianggap masih memiliki problem ideologi, visi, dan haluan politik.
2.      Hampir semua parpol dinilai belum memiliki basis social yang jelas dan spesifik.
3.      Parpol belum berfungsi sebagai jembatan kepentingan rakyat dan pemerintah.
4.      Kepemimpinan personal lebih melembaga ketimbang kepemimpinan institusional.
5.      Relasi transaksional dengan konstituen. (Kompas, 28/2, 2011).
Merujuk pada persoalan-persoalan utama parpol di atas, pemulihan dapat dilakukan dengan menjawabnya (memperbaiki) dengan tuntas. Partai Nasdem mesti mengubah paradigma berpikir pengurus partainya dan konstituenya tentang pertama, partai ini memiliki ideology yang jelas, yang mejadi landasan kokoh dalam menghadapi berbagai persoalan kepartaian dan kebangsaan. Ian McLean dalam Oxford concise dictionary of politics menjelaskan bahwa ideology adalah “seperangkat gagasan yang komprehensif dan konsisten yang mana kelompok social menggunkannya untuk memahami dan menilai dunia disekelilingnya”. Hal ini berarti bahwa dalam konteks partai Nasdem, nasionalisme dan nilai-nilai demokrasi merupakan landasan yang tidak sekedar menjadi dokumen tertulis tetapi benar-benar terinternalisasi secara mantap dalam kalbu pengurus dan anggota partai ini. Nilai-nilai nasionalisme dan demokrasi semata-mata yang akan menjadi pijakan dan cara pandang partai ini dalam memecahkan berbagai permasalahan kebangsaan, kepemerintahan, dan kemasyarakatan yang muncul.
Partai NasDem tentunya juga secara internal akan memulihkan keberadaan basis sosialnya. Hal ini berarti bahwa parpol ini akam membangun dan mengembangkan basis sosial yang jelas dan spesifik. Kondisi ini hanya bisa bisa terbangun melalui kerja keras yang sistematis, komprehensif dan berkelanjutan. Mengembangkan basis social tidak akan berhasil bila dilakukan hanya menjelang Pemilu  dan vakum di antara dua pemilu. Pendekatan yang humanis dan cerdas terhadap konstituen dan terus berupaya ikut serta memecahkan berbagai persolaan kehidupan yang dialami mereka, akan sangat membantu dalam membentuk basis social partai yang dinamis dan terus berkembang. Singkatnya jika hal ini berhasil dilakukan oleh partai NasDem maka kesetiaan konstituennya adalah suatu kesetiaan sejati dan bukan kesetiaan temporer yang semu.
Jika kedua hal di atas telah dilakukan maka akan mempermudah parpol untuk melakukan restorasi dalam memfungiskan dirinya sebagai “jembatan” kepentingan rakyat dan pemerintah. Dengan kerekatan roh antara parpol dan konstituennya, parpol akan dapat menjalankan fungsinya  sebagai penyambung kepentingan rakyat dan pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa parpol dapat memposisikan diri sebagai penyanggah ketika misalnya terdapat kebijakan pemerintah yang cenderung dapat merugikan kepentingan public. Pada sisi lain parpol juga dapat mendorong pemerintah untuk sangat serius merespons berbagai kepentingan rakyat. Dalam konteks ini partai NasDem misalnya dapat secara lantang daptat menyuruakan berbagai aspirasi dan keprihatian rakyat.
Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting yang menentukan maju mundurnya suatu partai politik. Pemimpin sebagai bagian penting dari kepemimpinan paropol memainkan peran untuk mempengaruhi dan mengarahkan konstituennya untuk melaksanakan visi dan misi partai tidak hanya untuk kemajuan parpol dan perwujudan kesejahteraan bersama. Pada aras ini partai tidak boleh terjebak dalam kepemimpinan yang sangat didominasi oleh individu tertentu. System kepemimpinan parpol yang terbuka bagi semua anggota yang berpotensi untuk menjadi pimpinan partai. Isue etnis, agama, dan klan/keluaga jangan menjadi landasan dalam menentukan pemimpin partai. Untuk jangka pendek kepemimpinan personal mungkin akan menguntungkan parpol tetapi sebaliknya akan mereduksi capabilitas parpol dalam jangka panjang. Partai NasDem dapat memulihkan dirinya dengan tidak mempersonifikasi Surya Paloh dalam system kepemimpinan partai politik ini.
Relasi parpol dengan konstituen perlu dibangun dalam hubungan dua arah yang tulus dan berkelanjutan. Inilah pola hubungan sehat yang akan memberikan hasil saling menguntungkan bagi parpol dan konstituennya. Melalui pola inilah patai politik akan hidup dan beroperasi secara sehat dan produktif untuk jangka panjang. Sebaliknya, pola relasi dengan cara transaksional melalui pembelian dukungan dan pemutarbalikan sentiment primordial utuk menarik dukungan hanya akan bertahan untuk jangka pendek, dan bahkan pada point tertentu dapat melumpuhkan  partai politik. Restorasi partai NasDem akan menempatkan relasi dialogis dengan konstituen dan simpatisannya. Oleh karenanya partai ini memiliki potensi berarti untuk maju secara kepartain dan memberi dampak positif bagi parpol lainnya juga untuk melakukan hal yang sama.
Pemulihan secara internal partai NasDem perlu dilakukan karena, pimpinan dan pengurus partai NasDem berasal dari berbagai partai politik yang secara umum ‘gagal’ dalam mengelola partainya. Dengan restorasi yang menyeluruh akan membentuk partai NasDem sebagai partai yang sehat dan kuat teapi juga akan memberikan kontribusi positif bagi terwujudnya Indonesia yang sejahtera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar