PEMIMPIN
DALAM PERSPEKTIF
KECERDASAN
EMOSIONAL
Oleh
: Benediktus Belang Niron.SS.M.Si
(Widyaiswara Pada Badan Diklat Propinsi NTT)
DIMENSI-DIMENSI KECERDASAN
EMOSI
Goleman membagi 2 dimensi besar dari
kerangka kecerdasan emosi,yaitu :1/kompetensi
diri ( personal competency),
yaitu bagaimana mengatur diri sendiri yang terdiri dari, a/ kesadaran diri ( self awareness),
yaitu mengetahui dan mengenal perasaan diri sendiri; b/ mengatur diri sendiri (
self regulation/managing emotions),
yaitu kemampuan mengatur perasaannya, c/ memotivasi diri (motivating self); yaitu kecenderungan yang memfasilitasi dirinya
sendiri untuk mencapai tujuan walaupun mengalami kesulitan dan kegagalan. (2) Kompetensi Sosial ( Social
Competence); yaitu mengatur hubungan dengan orang lain, yang terdiri
dari : a/ empati,dimana kesadaran untuk memberikan perasaan/perhatian,
kebutuhan dan kepedulian kepada orang lain, b/ Memelihara hubungan sosial, yaitu mengatur
emosi dengan
orang lain, keterampilan sosial
seperti kepemimpinan, kerja team,
kerjasama dan negosiasi.
FASILITATOR HUBUNGAN MASYARAKAT
Pemimpin harus memiliki hubungan baik dengan
masyarakat, sehingga kompetensi sosial yang dimiliki berupa Empati bisa
memahami keberadaan orang lain, dapat menangkap bahasa tubuh dan ekspresi non
verbal serta mampu melihat orang lain dengan latar belakang budaya yang berbeda
( cross culture understanding). Dalam Kajian lanjutan
hal- hal yang perlu di perhatikan adalah : *Agen
Perubahan;Peranan sebagai agen
perubahan yaitu : a/ Mendiagnostik kebutuhan untuk perubahan, b/ Mengembangkan
suatu inovasi, c/ Mengorientasikan semua target terhadap perubahan yang
diusulkan, d/ Mengantisipasi masalah dan daya tahan terhadap perubahan yang
diusulkan. Seorang pemimpin sebagai agen perubahan harus memiliki sikap terbuka
untuk menerima perubahan sebagai dimensi dari kompetensi sosial.*Penegak
Disiplin;Konsep disiplin yang
modern tidak harus menghukum tetapi lebih menekankan pada pendekatan positif
dalam konteks pendekatan manusiawi human relation). Dalam melakukan fungsi
sebagai penegak disiplin, pemimpin harus lebih menekankan pada kecerdasan emosi
daripada pendekatan kekuasaan (power). (Penulis adalah Widyaiswara pada Badan Diklat Propinsi
NTT – HP. 081338649262)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar